Biografi: Winai Dahlan, Cucu Pendiri Muhammadiyah dan Pahlawan Muslim Modern Thailand

Assalamualaikum, readers!
     Kali ini gue mau bahas sedikit tentang biografi seorang tokoh yang bikin gue tiba-tiba merinding ketika membaca riwayatnya. Adalah, Winai Dahlan (Thai:  วินัยดะห์ลัน). Beliau merupakan seorang berkewarganegaraan Thailand. Lalu?

Sebagai Negeri dengan minoritas muslim, di Thailand tentu akan sangat sulit menemukan makanan-makanan halal. Mungkin jika di kedai atau restoran, ciri khas yang menandai peluang kehalalan suatu makanan adalah si penjual. Umumnya penjual makanan yang seratus persen halal bisa dilihat dengan logat melayunya yang kemungkinan besar adalah seorang muslim. Namun jika makanan itu adalah makanan kemasan supermarket, sangat tidak mudah mengetahui apakah makanan tersebut halal untuk dimakan. Mungkin orang setempat bisa membacanya melalui komposisi di bagian belakang kemasan. Tetapi jika suatu ketika komposisi tersebut berbahasa Thai sedangkan di sana banyak sekali turis-turis muslim yang kemungkinan besar tidak menguasai bahasa Thai, mereka pasti akan kesulitan mengetahui kehalalan suatu makanan.

Namun fakta telah mengalahkan argumen di atas. Seorang muslim bernama Winai Dahlan, muslim asli Thailand yang berdarah seratus persen Indonesia, berhasil mendirikan Halal Science Center. Lembaga tersebut ini yang kemudian telah mengembangkan teknologi produk halal yang bekerja sama dengan Chulalongkorn University (Universitas Tertua di Thailand). Salah satu kesukesannya adalah dengan teknologi aplikasi scanning barcode yang bisa digunakan oleh pengguna smartphone apapun. Cara kerja aplikasi tersebut sama dengan ketika kita hendak memindai barcode pin bbm. Setelahnya, di layar hape akan muncul waktu kadaluarsa dan status kehalalannya.

Atas prestasinya itu, ia dianugrahi berbagai penghargaan di luar negeri. Dari Malaysia ia mendapatkan dua kali anugrah dan satu kali di Filipina.

Secara hukum pria berusia kurang lebih 60 tahun ini adalah warga negara Thailand. Meskipun lahir dan besar di sana, namun tidak ada darah Thailand mengalir dalam dirinya. Bahkan ia baru mendapat informasi dari seorang ilmuwan yang meneliti nasab seorang pahlawan nasional, dan mengklaim dirinya adalah cucu K.H. Ahmad Dahlan, pendiri organisasi Islam Muhammadiyah.

Ayahnya, Irfan Dahlan merupakan anak keempat dari Ahmad Dahlan dengan Nyai Wiladah. Beliau dikirim oleh kakek Winai ke Pakistan untuk belajar agama, namun karena suatu kondisi yang tidak memungkinkan di Indonesia ia memilih untuk menetap di Thailand.

Saat itu sedang terjadi perang dunia kedua dan Indonesia sebagai daerah jajahan Jepang terciprat imbasnya. Mungkin itu sebabnya mengapa Irfan memilih Thailand sebagai tujuan, karena negara tersebutlah yang satu-satunya tidak terkolonialisasi.

Irfan Dahlan pun menikah dengan salah seorang anak imam di sebuah masjid tertua di Bangkok, yang tidak lain adalah seorang berdarah Jawa.

Winai tak banyak tahu tentang sepak terjang kakeknya dalam mendirikan organisasi besar tersebut, meskipun ayahnya sempat menceritakan penggalan kisah kakeknya. Barulah ia tahu ketika menonton film karya Hanung Bramantyo, 'Sang Pencerah'. Winai pun menyadari bahwa ia dan 23 anggota keluarganya yang ada di Thailand tersebut merupakan keturunan dekat K.H. Ahmad Dahlan, sosok yang namanya tidak asing di telinga orang Indonesia.


Tentu senang sekali berada di posisi Bapak Winai, rasa bangga dan terharu ada dalam diri mengetahui bahwa diri merupakan keturunan dekat pahlawan bangsa negeri orang. Salut untuk beliau!




Sumber:
Muhammadiyah Studies

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yusuf The Prophet: Mengungkap Ketauhidan Akhenaten dan Sosok Raja Yusuf

Cara Menghitung Nilai BT (Belum ditampilkan) di Cybercampus

Timnas Indonesia: Menang dipuji, Kalah dimaki.