Yusuf The Prophet: Mengungkap Ketauhidan Akhenaten dan Sosok Raja Yusuf
..... Dan jika itu benar, artinya, juga menjadikan Akhenaten sebagai satu-satunya Raja yang beragama tauhid dalam sejarah peradaban Mesir kuno.
Oke, oke. Pembahasan postingan kali ini sebenarnya bukan tentang bulan, tapi kisah Nabi Yusuf. *Lha apa hubungannya* Hubungannya adalah, kisah Nabi Yusuf ini adalah cerita bersambung produksi Iran yang sedang tayang di tvMu selama bulan Ramadhan tahun ini. Buat aku yang bosen bobo ciang mulu, dan nggak punya temen ngabuburit, aku lebih milih nonton film ini.
Bukan kali ini aku nonton drama yang dirilis tahun 2008 itu, dan bukan kali ini pula aku membaca kisah Nabi Yusuf, tapi baru kali ini aku memahami (meskipun tidak detail) kisah Nabi Yusuf tersebut. Dari ulasanku barusan, sudah bisa ditebak aku tidak sedang akan membahas sinopsis sinetronnya. Tapi lebih dari itu:
Sesuai dengan kitab suci agamaku, Islam, seorang nabi yang diutus pada zaman kebangkitan Mesir kuno itu dipanggil Yusuf. Nama Yusuf sendiri diambil dari nama-nama orang Ibrani, karena memang keluarganya berasal dari daerah Mesopotamia dan sekitarnya, bukan asal Mesir. Tapi Mesir-lah yang membesarkan namanya.
Keistimewaan Yusuf 'Alaihissalaam adalah:
1. Dia adalah putera Ya'qub putera Ishaq putera Ibrahim. Semua penduduk jazirah Arab hingga ke Mesopotamia (baik yang mengimani atau yang mengingkari) tahu siapakah nama-nama di atas tersebut. Mereka adalah penyebar agama Ibrahim--yang diambil dari kakek buyut Yusuf--itu artinya jarak Yusuf dan Ibrahim berselang tiga generasi. Ibrahim mengajarkan penyembahan kepada satu Dzat yang lain dari semesta, yang tidak dibuat, dan tidak terlihat, yaitu menyembah kepada Allaah 'Azza wa Jalla.
2. Dia adalah seorang Nabi (orang terpilih) dan Rasul (utusan Tuhan). Ayahnya, Ya'qub 'Alaihissalaam telah tahu lebih dahulu melalui Tuhannya, bahwa salah satu dari ke-12 puteranya akan menjadi penerusnya, akan menjadi Nabi sekaligus Rasul bagi umatnya. Maka tak heran dari semua saudaranya, Yusuf-lah yang paling disayang. Sebagaimana ketika akhirnya Yusuf dibuang oleh saudarannya, Ya'qub menjadi buta (rabun karena katarak) karena berlebihan menangisi kepergian Yusuf.
3. Dia mampu menafsirkan mimpi. Ia pernah menafsirkan (Arab: ta'wil) mimpi Raja Mesir yang kala itu tengah berkuasa, yang diyakini oleh raja tersebut bahwa Yusuf adalah orang yang benar. Sementara Yusuf sendiri pernah bermimpi matahari bulan planet-planet, seluruh tata surya bersujud kepadanya. Yusuf menyadari bahwa itu adalah suratan takdir Allaah yang mana dirinya kelak akan lebih dihormati daripada keluarganya, bahkan Ayahnya yang juga seorang nabi yang dalam mimpinya diibaratkan matahari.
4. Dia adalah pejabat pemerintahan Mesir. Apa yang istimewa dari bangsawan Mesir selain memang karena mereka sudah dicap sejak sononya sebagai pemilik darah biru. Lain halnya dengan Yusuf, menjadi pejabat pemerintahan Mesir adalah karunia besar dari Tuhannya. Ia bukan kelahiran Mesir dan tidak sedikitpun darah biru mengalir padanya. Bahkan ia dianggap sebagai pelayan (kasarannya budak) Bendaharawan (istilah yang nyrempet; Perdana Menteri, kali.) di Mesir. Itulah yang pernah ada di dalam bunga tidur Yusuf, berubah menjadi kenyataan.
5. Dia adalah seorang yang tampan. Ketampannannya melebihi ketampanan dari sekian banyak makhluq yang diciptakan Allaah 'Azza wa Jalla. Bahkan istri Bendaharawan Mesir itu sendiri jatuh cinta pada Yusuf, dan wanita-wanita bangsawan Mesir sampai melukai tangannya sendiri saat ia mengupas buah menggunakan pisau tatkala terperangah melihat Yusuf melintasi pandangan mereka.
6. Dia diabadikan di dalam salah satu Surah Al Quran. Surah itu adalah Surah Yusuf. Dalam satu surah itu full hanya berisi kisah Yusuf saja yang diceritakan secara singkat dan padat dari awal hingga akhir.
Dalam film Yusuf The Prophet atau Prophet Joseph atau apalah judulnya terserah, di situ digambarkan tatkala menginjak istana di Mesir, Yusuf bukan lagi dipanggil Yusuf. Seorang penasehat mengusulkan nama "Yuzarsif", maka dipanggilah nama itu memanggil Yusuf. Di dalam film tersebut, Yusuf/Yuzarsif (aku mengistilahkannya Yuzarsif saja, ya) dibesarkan dengan harta Bendaharawan Mesir, namun di kesehariannya Yuzarsif dipasrahkan kepada penasehatnya yang di dalam film dipanggil Rudamun. Bendaharawan Mesir itu bernama Potifar. Konon, (karena aku juga tidak tahu juga), Potifar disinggung namanya di dalam Bible. Potifar dalam gaya Arab menjadi Qithfar, namun Al Quran justru meninggikan namanya menjadi Imroatul Aziz atau Al Aziz.
Sebenernya aku sendiri sangat butuh rujukan sumber yang akurat dan kuat tentang perubahan nama Yusuf oleh orang Mesir menjadi Yuzarsif itu. Karena pengetahuanku masih sebatas di sini, aku masih beragumen sampai detik ini bisa jadi Yuzarsif hanya istilah yang digunakan selama dalam penggarapan film tersebut. Bisa jadi. Karena dalam agama samawi Yusuf tetap Yusuf, hanya lidah orang Barat berusaha mengubahnya menjadi Joseph. Wa Allaahu a'lam bish shawaab.
Masa kenabian Yusuf Alahissalaam diperkirakan pada masa pemerintahan Amenhotep III hingga putranya yang seusia Yusuf, Amenhotep IV. Begitu pula yang digambarkan drama Iran, Prophet Joseph itu. Amenhotep IV sangat takjub dengan kebijaksanaan Yusuf Muda, dan konon ia akhirnya memeluk keyakinan yang sama dengan Yusuf.
Dalam sejarah Mesir Kuno, cerita pemerintahan Amenhotep IV tidak begitu diterangkan dengan detail, dan sumbernya terpecah-pecah sehingga sejarawan modern sulit menyimpulkan kebenaran. Wa Allaahu a'lam.
Menulis menurutku adalah pekerjaan seni. Menulis sejarah artinya menjadi pekerja seni dalam bingkai sejarah. Sementara seni itu sendiri selalu subjektif, artinya pandangannya tidak pernah sama dalam setiap orang. Bisa dipastikan sastrawan pelestari sejarah pada masa itu bersifat Religiosentris, sudut pandangnya condong ke Raja dan Agamanya. Sama ketika sastrawan Indonesia masa kolonialisme yang anti-Belanda menulis negativisme Belanda dan bersifat Endosentris.
Sehingga kalau aku rasa nih ya, kisah Yuzarsif ini tidak termaktub dalam catatan Mesir Kuno, bahwa ada seorang bangsa asing dengan keyakinan yang asing pula tiba-tiba menduduki kedudukan pemerintahan yang tinggi, apalagi orang itu pernah dianggap sebagai budak belian. Yang ada hanyalah pernah ada raja yang tiba-tiba berpindah keyakinan menjadi penganut keyakinan terhadap Tuhan Yang Satu, bukan dewa-dewa yang banyak dengan ragam bidang. Raja itu adalah Amenhotep IV yang merubah diri menjadi Akhenaten.
Kenapa hal di atas bisa terjadi?
Karena mayoritas orang Mesir adalah penganut Polytheisme, penyembah banyak dewa. Belum lagi pendeta kuil yang diagungkan, bahkan lebih dihormati daripada Raja meskipun raja pemegang kekuasaan negara dan dianggap sebagai titisan atau penjelmaan dewa.
Ada yang unik yang sempet aku cermati dalam film bersambung tersebut: adalah ketika si Amun, dewa yang selama ratusan tahun diagungkan oleh penduduk Mesir, yang dijelmakan dalam patung kayu dengan banyak perhiasaan itu "bisa berbicara". Lu kira aja orang modern mana yang percaya ada kayu bisa ngomong, sekalipun lu percaya hal ghaib, logikamu pasti aku yakin nggak bisa nerima yang namanya kayu bisa ngomong.
Dan, cerdas. Aku suka penempatan alur yang memang harus dinalar biar kelihatan hidup. Dan ternyata, yang berbicara itu adalah kepala pendeta kuil itu sendiri. Jadi ketika rakyat sedang membungkuk di depan halaman kuil, mendengarkan Amun bersabda, ada sebuah ruangan di dalam kuil yang bisa melihat ke arah luar. Ruangan itu yang digunakan si kepala pendeta untuk men-dubbing suara si Amun. Jadi yang cerdas si kepala pendeta apa pengarang cerita?
Menganggap menjadi pendeta kuil adalah pemilik derajat tertinggi dari semua manusia, menganggap bahwa pendeta kuil adalah majikan segala majikan yang harus dihormati dan ditakuti, pendeta kuil itu bersikap semena-mena, bahkan terkesan mengacaukan kota. Padahal kurang untung apa coba, pendeta kuil Amun lebih istimewa daripada seorang Kades yang dikasih tanah bengkok. Yoi cuy, mereka dapet lahan ya kayak bikin puri atau istana sendiri, punya lahan pertanian sendiri, peternakan sendiri di dekat Nil. Pokoknya udah kayak kota di dalam kota.
Diceritakan, pemberian itu merupakan persembahan untuk Amun, ya jadi bukan Amun yang memakmurkan, tapi mereka yang memakmurkan Amun. Masa iya, Amun dikasih cewek cakep, hewan ternak, sayur mayur, buah-buahan. Buat apa? Dan aku rasa, Amun, yang dibilang Amun itu sejatinya adalah pendeta kuil Amun itu sendiri. Karena yang menikmati persembahan itu adalah para pendeta kuilnya, bukan Amun-nya.
Mengetahui kekacauan itu membuat Amenhotep IV merasa tidak suka. Kepercayaannya tentang Amun sebagai sang mahadewa pun goyah. Ia lebih meyakini hanya ada satu dewa yaitu Atun.
Banyak pendapat tentang siapa atau apa makna "Atun" yang sebenarnya. Apakah benar meyakini Allaah ataukah ada penyembahan kepada hal yang lain? Namun, banyak sejarawan yang masih mengambil spekulasi bahwa Atun di sini adalah Matahari, tatkala merujuk sumber hieroglyph yang gambarnya seorang laki-laki diikuti seorang wanita sedang melakukan sembahyang atau berdoa di ruang terbuka yang terkena sinar matahari, tidak di dalam kuil temaram seperti pendeta Amun.
Namun ada juga yang berspekulasi bahwa "Atun" di sini justru merujuk kepada arti "Tuhan Yang Maha Esa" yaitu Allaah Subhanahu wa Ta'alla. Karena dalam mitologi Mesir kuno, dewa Matahari dipanggil Ra bukan Atun. Spekulasi ini didukung dengan kisah Nabi Yusuf yang diperkirakan tahun kenabiannya bersamaan dengan tahun pemerintahan Amenhotep IV (Akhenaten). Uniknya adalah, adanya keterkaitan antara ajaran Yusuf dan keyakinan Akhenaten di mana Tuhan tidak boleh dijelmakan ke dalam bentuk apapun, Tuhan ya Tuhan, tidak terlihat namun berkuasa. Dari keadaan itu, bagaimana tidak ada seseorang yang menarik kesimpulan bahwa Akhenaten dan Yusuf memang sezaman, atau bahkan Akhenaten mengikuti ajaran yang dibawa Yusuf. Wa Allaahu a'lam.
Kalau bisa di ambil jalan tengahnya, Akhenaten dan Yusuf memang sezaman, dan bisa jadi monotheisme yang dianut Akhenaten merupakan pengaruh ajaran Yusuf yang menyadarkannya. Keyakinan baru yang dianutnya itu membuat ia harus memindah ibukota pemerintahan dari Thebes ke Amarna untuk menjauhi para pendeta kuil Amun yang tidak suka dengan tindakannya.
Oke jadi intinya, spekulasi Akhenaten dan Yusuf sezaman adalah berdasarkan keyakinan Monotheisme mereka.
Nah, pertanyaan berikutnya adalah: kalau Akhenaten sezaman dengan Yusuf, artinya peran Yusuf dalam pemerintahan seharusnya menonjol, ya, ibarat Hayam Wuruk dan Gajah Mada. Karena kitab-kitab agama Samawi, baik Al Quran maupun Injil menyampaikan Yusuf diangkat menjadi orang terkemuka, bisa jadi raja, atau bisa jadi orang setelah raja. Seharusnya nama Yusuf atau Yuzarsif (jika memang diriwayatkan dalam bahasa Mesir), seharusnya ada, seharusnya terpahat cerita-cerita kemakmurannya. Tapi justru lain cerita, Akhenaten memakmurkan negeri--meski dalam waktu singkat--bersama sang Permaisuri yang terkenal bijak dalam menasehati suaminya, yakni Nefertiti. Bukan dengan Yuzarsif atau Yusuf.
Semakin bingung kan? Padahal udah mau ngambil kesimpulan. Tapi malah datang persoalan. Kalau gitu, Akhenaten nggak jadi diklaim beragama tauhid?
Pada masa pemerintahan Akhenaten ini perubahan besar-besaran terjadi. Perubahan keyakinan, tatanan masyarakat, ekonomi, politik hingga ilmu pengetahuan dan seni. Jauh berbeda dari pemerintahan moyangnya yang sebelumnya. Bahkan Akhenaten diklaim menyimpang dari tradisi Mesir.
Di masa pemerintahannya, terdapat nama tokoh: Nefertiti, istrinya yang termahsyur dan Smenkhkare.
Sejarawan modern yang kebingungan dengan pernyataan sumber sejarah tentang: adanya dua pemerintahan pada masa Akhenaten ini. Ada dua raja. Dipimpin oleh dua raja. Meski terkenal Akhenaten dan Nefertiti diyakini adalah revolusioner pertama Mesir, tetapi kemunculan Smenkhkare ini mengejutkan karena tidak disertai bukti kuat siapa dirinya dan asalnya. Banyak spekulasi bahwa Smenkhkare ini adalah raja yang diperkirakan menjabat bersamaan atau bisa juga setelah wafatnya Akhenaten. Tapi tak sedikit pula, yang mengklaim Smenkhkare sejatinya adalah gelar baru Nefertiti yang memimpin Mesir saat menggantikan pemerintahan suaminya.
Yang aku nggak ngerti adalah, Smenkhkare ini nama cewek atau nama cowok. Kalau nama cewek ya bisa jadi Nefertiti atau anaknya Nefertiti, secara kan dia permaisuri pasti putrinya diangkat jadi ratu, meskipun tradisi Mesir adalah anak lelaki tertua, sedang anak lelaki tertua adalah Tutankhamun, dari istrinya yang lain.
Kembali ke Perdana Mentri Yuzarsif/Yusuf, bagaimana sosok yang menghidupkan kembali peradaban Mesir atau menyelamatkannya dari kejahilan tidak tertulis dalam sejarah Mesir. Sangat aneh. Apakah sastrawan kuno yang memusuhi Yusuf, yang tidak senang kehadirannya sengaja menutupi fakta. Dan Smenkhkare pun tak bisa dibuktikan bahwa dia dikira-kira adalah Yusuf Alaihissalaam.
Raja Yusuf diluar film Prophet Joseph
Ada kisah lain tentang kedatangan Yusuf ke Mesir yang keluar dari film Prophet Joseph dan keluar dari pembahasan Akhenaten. Spekulasi itu menyatakan bahwa Yusuf muncul pada pemerintahan bangsa Hykos yang menjajah Mesir, Hykos adalah bangsa penggembala yang mencari daerah baru. Sementara Ya'qub dan keluarganya memang keluarga penggembala. Spekulasi lain berasumsi tentang Imhotep, pegawai istana di masa pemerintahan Mesir Awal dinasti ketiga, diangkat menjadi wazir, orang kedua setelah Raja yang akhirnya dia membantu merubah tatanan hidup Mesir menjadi gemilang. Imhotep, konon diriwayatkan merupakan anak seorang penggembala juga.
Namun jika menarik mundur angka tarikh dari Isa Alaihissalam melewati moyangnya hingga Ya'qub, terbentang jarak 1400 tahun. Angka tarikh ini sangat jauh lebih muda daripada tarikh Mesir Awal atau bahkan sedikit selisihnya dari pendudukan bangsa Hykos. Angka tarikh itu justru lebih dekat dengan pemerintahan Mesir Baru.
Hal tersebut di atas mengisyaratkan Yusuf ada di masa Akhenaten. Dan menurutku lebih masuk akal juga, karena ketika Yusuf berdakwah, ia mampu merebut hati seorang Raja hingga akhirnya memeluk agama Tauhid. Sementara Raja di masa Imhotep ataupun bangsa Hykos, mereka masih menyembah dewa-dewa (Polytheisme) bukan Satu Dewa apalagi Dewa19, hahaha.
Jika benar adanya Akhenaten dan Yuzarsif/Yusuf adalah sezaman atau bahkan seagama, itu artinya Nabi Yusuf membawa sejarah baru bagi peradaban Mesir Kuno, yang mana saat itulah pertama kalinya Islam (Tauhid) lahir di Mesir, setelah hanya sempat melintas pada masa Ibrahim Alaihissalam. Dan jika itu benar, artinya juga menjadikan Akhenaten sebagai satu-satunya Raja yang beragam tauhid dalam sejarah peradaban Mesir kuno.
Sepeninggal Akhenaten, kepercayaan rakyat Mesir kembali ke yang semula, yakni menyembah Amun. Hal itu karena Tutankhaten mengembalikan tradisi Mesir dan melenyapkan segala peradaban yang telah dibangun ayahnya dalam waktu singkat, ia pun mengganti namanya menjadi Tutankhamun. Ia menikahi putri ayahnya atau adik tirinya, putri permaisuri Nefertiti yang bernama Ankhesenpaaten dan kemudian merubah nama menjadi Ankhesenamun.
Dan Mesir kembali ke masa jahiliyah-nya. Sehingga Allaah kembali mengirim Musa beserta saudaranya, Harun untuk kembali menyadarkan orang-orang jahil itu.
Pada masa pemerintahan Akhenaten ini perubahan besar-besaran terjadi. Perubahan keyakinan, tatanan masyarakat, ekonomi, politik hingga ilmu pengetahuan dan seni. Jauh berbeda dari pemerintahan moyangnya yang sebelumnya. Bahkan Akhenaten diklaim menyimpang dari tradisi Mesir.
Di masa pemerintahannya, terdapat nama tokoh: Nefertiti, istrinya yang termahsyur dan Smenkhkare.
![]() |
Nefertiti |
Yang aku nggak ngerti adalah, Smenkhkare ini nama cewek atau nama cowok. Kalau nama cewek ya bisa jadi Nefertiti atau anaknya Nefertiti, secara kan dia permaisuri pasti putrinya diangkat jadi ratu, meskipun tradisi Mesir adalah anak lelaki tertua, sedang anak lelaki tertua adalah Tutankhamun, dari istrinya yang lain.
Kembali ke Perdana Mentri Yuzarsif/Yusuf, bagaimana sosok yang menghidupkan kembali peradaban Mesir atau menyelamatkannya dari kejahilan tidak tertulis dalam sejarah Mesir. Sangat aneh. Apakah sastrawan kuno yang memusuhi Yusuf, yang tidak senang kehadirannya sengaja menutupi fakta. Dan Smenkhkare pun tak bisa dibuktikan bahwa dia dikira-kira adalah Yusuf Alaihissalaam.
Raja Yusuf diluar film Prophet Joseph
Ada kisah lain tentang kedatangan Yusuf ke Mesir yang keluar dari film Prophet Joseph dan keluar dari pembahasan Akhenaten. Spekulasi itu menyatakan bahwa Yusuf muncul pada pemerintahan bangsa Hykos yang menjajah Mesir, Hykos adalah bangsa penggembala yang mencari daerah baru. Sementara Ya'qub dan keluarganya memang keluarga penggembala. Spekulasi lain berasumsi tentang Imhotep, pegawai istana di masa pemerintahan Mesir Awal dinasti ketiga, diangkat menjadi wazir, orang kedua setelah Raja yang akhirnya dia membantu merubah tatanan hidup Mesir menjadi gemilang. Imhotep, konon diriwayatkan merupakan anak seorang penggembala juga.
Namun jika menarik mundur angka tarikh dari Isa Alaihissalam melewati moyangnya hingga Ya'qub, terbentang jarak 1400 tahun. Angka tarikh ini sangat jauh lebih muda daripada tarikh Mesir Awal atau bahkan sedikit selisihnya dari pendudukan bangsa Hykos. Angka tarikh itu justru lebih dekat dengan pemerintahan Mesir Baru.
Hal tersebut di atas mengisyaratkan Yusuf ada di masa Akhenaten. Dan menurutku lebih masuk akal juga, karena ketika Yusuf berdakwah, ia mampu merebut hati seorang Raja hingga akhirnya memeluk agama Tauhid. Sementara Raja di masa Imhotep ataupun bangsa Hykos, mereka masih menyembah dewa-dewa (Polytheisme) bukan Satu Dewa apalagi Dewa19, hahaha.
Jika benar adanya Akhenaten dan Yuzarsif/Yusuf adalah sezaman atau bahkan seagama, itu artinya Nabi Yusuf membawa sejarah baru bagi peradaban Mesir Kuno, yang mana saat itulah pertama kalinya Islam (Tauhid) lahir di Mesir, setelah hanya sempat melintas pada masa Ibrahim Alaihissalam. Dan jika itu benar, artinya juga menjadikan Akhenaten sebagai satu-satunya Raja yang beragam tauhid dalam sejarah peradaban Mesir kuno.

Dan Mesir kembali ke masa jahiliyah-nya. Sehingga Allaah kembali mengirim Musa beserta saudaranya, Harun untuk kembali menyadarkan orang-orang jahil itu.
Wa Allaahu a'lam bishshawaab.
Subhanallah... Aku juga sempat menonton filmnya hingga selesai di YouTube ��
BalasHapusTerimakasih penjelasannya ��
Jadi sebenarnya sejarah tentang yusuf di mesir tidak dicantumkan dalam sejarah mesir? Apa memang sengaja disembunyikan?
BalasHapusMemang sengaja tidak ditulis katane kepercayaan Nabi Yusuf merusak tatanan kepercayaan mereka dan moyang2 mereka.
Hapusbuat nur sakinah, kalau dari wikipedia saya baca bahwa setelah akhenaten wafat, agama monoteis yang dibawa dia lambat laun ditinggalkan lagi dan agama politeis balik lagi sampai pada akhrnya di dinasti ke 18 mesir, semua keturunannya, peninggalannya, dan akhenaten sendiri dianggap sebagai musuh atau kriminal dalam sejarah mesir.
BalasHapusSeperti di negeri kitalah kira kira, peran pejuang Islam sepertinya sengaja Dimarginalkan penulis sejarah, sehingga kids zaman now tahunya hanya orang-orang sekolahan Belanda saja sebagai founding fathers terbentuknya NKRI, wallahu a'lam
BalasHapusAku nonton abies di yutup, 34 episode, bagus sekali videografi nya, pertamanya sih di tvMu, tak sampai tuntas, keburu lebaran waktu itu. Romadhon covid 2021 kumanfaatkan donlot dan tonton daripada bengong gak ngajar di sekolah. Baguslah filmnya, terlebih pemeran Yuzarsif kecil dan dewasa, serta Mimisabhu 👍👍👍
BalasHapusHayyo videographer Indonesia, bikinlah film sekelas musuh the prophet, jangan film gak jelas mulu.......
BalasHapusBravo filmographer Indonesia
Yusuf the prophet
BalasHapusGelar raja yang disebut dalam Alquran dalam kisah Yusuf adalah Alaziz, bukan Firaun/Pharaoh, jadi dapat dipastikan raja yang berkuasa pada masa Yusuf bukan dari Dinasti Firaun.
BalasHapusini sangat jelas dalam Alquran.